Minggu, 17 November 2019

BENDERA

Posted by WALLPAPER HD
Aku sering melihat bendera sering berkibar dimana pun, mungkin bendera menjadi sebuah indentitas sebuah pergerakan atau pun lembaga sampai negara menjadikan bendera juga sebagai indentitasnya. Tapi aku ingin membahas tentang bendera yang menjadi indentitas sebuah pergerakan.

Saat siang hari aku berjalan menyusuri jalan di kampus aku, aku melihat bendera terbentang dimana mana, sekan seperti sebuah ajang untuk eksistensi sebuah kelompok pergerakan dari masing-masing kubu, hingga aku teringat gimana dulu pada tahun 19-an menjadi kan bendera sebagai sebuah pergerakan untuk sebuah keritik kepada penguasa yang tidak menegakan keadilan, dan dibarengi dengan pengetahuan yang berilian, sehingga menjadi daya jual sebuah pergerakan.

Seperti pada tahun 98 dimana mahasiswa turun kejalan dengan membawa idealisnya untuk mengkeritik penguasa atas perbuatannya, sehingga begituh bangga memegang panji mengibarkan bendera karena mereka mampu mempertanggung jawabkan sebuah pergerakannya, karena isi kepalannya tidak kosong akan sebuah pengetahuan dan teori. Seingga mereke tidak hanya menunjukan bendera sekedar identitas, tapi dengan pergerakan dan kualitasnya sehingga tidak hanya menjadi sebuah eksistensi saja dikejar.

Aku pernah membaca sebuah kata-kata dari Ali Syari’ati “intelektualisme tanpa aktivis adalah prostitusi ide”, jadi sebuah organisasi atau kelompok harus menumbuhakan intelektualnya sebagai sebuah idealisme tetapi saat itu mesti juga dengan sebuah geraknya tidak hanya mengejar perbanyak eksistensi untuk memperbanyak anggota tapi tidak dibarengi dengan intelektual dan gerakannya, karena sama saja seperti gerombolan hewan yang memperbanyak keturunan untuk menambah anggota baru agar supaya terlihat banyak oleh gerombolan yang lain.

Seperti yang disayangkan untuk saat ini banyak bendera dikibarkan untuk ajang adu eksistensi dan pengrekrutan anggota baru kadang kala dijadikan untuk ajang merebutkan kursi kekuasaan saja tidak menjadikan pada khitohnya untuk sebuah pergerekan perjuangan yang semestinya menjadi penyampai keresaha pada penguasa. Pada saat ini kebanyakan sekan menjual apa yang telah dilakukan oleh terdahulunya sehingga menjadi mereka bangga tanpa dibarengi dengan kualitas dirinya, banyak rauang-ruang diskusi dilaksanakan untuk mengejar kualitas tapi didalam pergerakannya tidak ada, pergerakan ada tapi disayangkan hanya menjadi pergerakan titipan sehingga banyak harusnya lebih membela pada masyarakat tapi ini hanya untuk kepentingan sendiri untuk merebut sebuah kekuasaan.

Seharusnya eksistensi dibarengi dengan kualitas individnya dijadikan daya jualnya tidak hanya eksistensi saja yang di jadikan daya jualnya, tetapi disaat kualitas individunya sudah terbentuk coba diberengi dengan subuah pergerakan untuk menjaga idealismenya jangan dijadikan untuk komersial atau untuk merebut sebuah kekuasaan, jangan dijadikan sebuah prostitusi ide.

DAPUR

Posted by WALLPAPER HD

Mungkin kebanyakan memikir dapur hanya tempat untuk memasak, mengisi isi perut dan hanya menjadi ruangan tempat menyimpan pasokan makanan, tapi tidak seperti apa pernah kolly alami saat itu dapur tidak hanya berbicara tentang isi perut saja, tapi segala hal yang kami lakukan untuk memulai hari dan mengakhiri hari dimulai dari sana. Perbincangan untuk memikirkan untuk mengisi hari, hingga tempat untuk mengobati keresahannya hari kami curahkan didapur.

Menjadi beban dalam pikiran saat ini karena betah rindu duduk diatas shopa dan meja makan untuk membicarakan hari, candaan dilakukan hingga bisa tertawa bersama. Mungkin kini hanya cukup membekas dalam memori kenangan dan mungkin takan terjadi lagi atau takan pernah terjadi. Walau  disana kolly menjadi seorang terdiam tak mampu apapa, tapi kolly sangat senang melihat semua teman bisa tertawa bersama hingga menggibahkan teman sendiri terjadi diruang itu, hingga tetesan air mata pernah terjatuh dan kemarahan pun terjadi disana.

Pada malam itu kolly sangat kelelahan dan ingin tidur tapi ada temu salah satu temannya hingga ia tidur di atas shopa karena tak mampu lagi menahan kantuntuk dimatanya, tanpa sadar ada seorang wanita yang menyelimutinya, tak hanya itu saja hingga kolly tak mampu kembali beradabtasi lambungnya setelah semua selesai karena pada saat itu lambungnya selalu terjaga agar terisi oleh makan, kolly sangat merasakan kebaikannya perempuan itu. hingga seterusnya kolly tak mampu berbuat apapa saat ada wanita itu walau kolly ingin marah-marah karena ada dia, kolly hanya mampu memendam rasa marahnya karena kolly pikirkan tidak mau menyakiti hati perempuan itu. Tak ada perasaan apapa antara kolly dengan perempuan itu tapi karena sikap kolly disaat ada orang yang baik padanya ia bakal membalas kebaikannya dan tak mau sampai menyakiti hatinya walau pun kolly pernah dimarahi olehnya karena perilakunya yang salah, kolly hanya bisa terdiam karena dibalik itu dia sangat baik dan perhatian terhadap ia.

Tapi saat ini perempuan itu sedang terbersedih sangat mendalam karena dia mesti kehilangan seseorang sangat berharga, orang telah melahirkannya. Kolly sangat menyesalan dirinya karena ia tak mampu berbuat apa-apa hingga ia berpikir ingin membawa dapur itu untuk mengumpulkan semuanya supaya perempuan itu bisa terhibur dan memberikan semangat kepadanya, walau dia adalah perempuan kuat dia mampu menghadapi semuanya tapi seorang teman juga harus memberikan dukungan. kolly menyesali dirinya tidak mampu berbuat apa-apa, mungkin kolly hanya bisa berdoa supaya dikuatkan kepada perempuan itu dan kepada keluarganya yang di tinggalakan. Pada saat kolly mendengar kabar itu ia berpikir ingin pergi ke kampung halamannya bersama salah satu temannya, tapi jarak kolly saat ini ke gunung halu kampung itu cukup jauh jaraknya.

Hingga kolly berpikir walau ada tempat selain dapur itu bisa menyatukan semuanya kembali tapi tidak ada waktu panjang untuk kembali bersama dan tertawa bersama lagi, mungkin walau kumpul kembali waktunya sangat terbatas. bagi kolly untuk mengobati rindu untuk tertawa kembali bersama memerluka waktu sangat panjang, hanya untuk sekedar bertemu ia bisa lakukan tiap hari, tapi menciptakan suasana seperti pernah terjadi mungkin menjadi hal mustahil bakal terjadi untuk ke dua kalinya, mungkin kini itu sudah menjadi kenangan bahwa kita semua pernah hidup dalam satu rumah dan satu ruangan untuk mencurahakan ke kesalan, tertawa bersama, saling menjaili. Sehingga menyediakan hidangan untuk makan bersama.